Selasa, 01 Oktober 2019

Perusahaan Salah Dalam Pengambilan Keputusan

Tak Tangkap Peluang, Kodak Bangkrut

 

 

WE Online, Jakarta – Saat ini mengabadikan momen adalah hal yang mudah tinggal buka fitur kamera di Smartphone, kamera sudah siap untuk memotret, hasilnya pun sudah bisa dilihat atau dicetak. Itulah kehebatan teknologi kamera digital.

Tahun 90-an adalah tahun-tahun saat perusahaan yang benama Kodak sangat Berjaya dengan produk kamera manual dan film seluloidnya. Namun, untuk mengabadikan momen harus menyiapkan kamera dan rol film. Dan untuk melihat hasilnya, film harus dicuci dan dicetak terlebih dahulu.
Kodak didirikan oleh Goerge Eastman pada 1892. Ini merupakan awal pendirian perusahaan yang memproduksi kamera Analog. Enam tahun kemudian Kodak mulai memproduksi kamera digital. Artinya, perusahaan inilah yang pertama kali memproduksi kamera digital. Namun, setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, Kodak bukannya mengembangkan kamera digitalnya, tetapi Kodak terus terpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini.

Perlahan namun pasti teknologi terus berkembang. Perusahaan-perusahaan kamera di Asia seperti Casio, Nikon, dan Canon melihat bahwa peluang pasar kamera digital sedikit demi sedikit terus meningkat. Akhirnya, ketika dunia memasuki era kamera digital, Kodak kelabakan oleh terjangan rivalnya tersebut.

Bisnis film  kamera pun berakhir dan Kodak kesulitan menghasilkan uang. Kamera digital generasi pertama mereka juga kurang diminati karena miskin inovasi. Perkembangan media penyimpanan tidak diikuti oleh Kodak.

Kodak bangkrut karena ketidaksiapan perusahaan dalam mengantisipasi tren perkembangan teknologi. Kodak terlambat membaca peluang bisnis di segmen kamera digital, bahkan tidak menangkap peluang emas dengan kebesaran nama yang dimilikinya untuk meraih pasar yang lebih luas.


Sumber :




Kenapa Perusahaan tersebut bisa salah dalam Mengambil Keputusan?

Karena pada saat teknologi kamera digital mulai berkembang salah satunya muncul smartphone yang bisa untuk memotret, semakin melemahkan posisi penjualan film dari Kodak. Disisi lain Kodak bukannya mengembangkan teknologi kamera digitalnya, tetapi Kodak terus terfokus untuk memproduksi kamera analognya yang menjadi andalan perusahaannya.

Kurangnya inovasi teknologi sehingga tidak mampu bersaing dengan perusahaan baru. Kodak juga terlambat dalam membaca peluang bisnis di segmen kamera digital, bahkan Kodak pun tidak menangkap peluang emas dengan kebesaran nama yang dimilikinya pada saat itu untuk meraih pasar yang lebih luas lagi.

Kodak sebagai sebuah organisasi seharusnya terus melakukan pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus melakukan proses pembelajaran sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berfikir dan bertindak dalam merespon perubahan yang muncul untuk menghadapi pesaing-pesaingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman