TEORI
ETIKA BISNIS
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani ethos (ta etha) yang berarti “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat atau
kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara
hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang di anut dan
di wariskan dari satu orang ke orang lain.
Yang menarik disini dalam pengertian
etika ini justru persis sama dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal
dari kata Latin (mos) yang dalam
bentuk jamaknya adalah “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Jadi dalam pengertian
pertama ini etika dan moralitas sama-sama berarti system nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup dengan baik yang telah diinstitusionalisasikan
dalam sebuah adat kebiasaan yang berwujud pada pola perilaku dan terulang dalam
kurun waktu yang lama sebagaimana kebiasaan.
Etika sebagai Ilmu, menuntut orang untuk
berperilaku moral secara kritis dan rasional. Dengan menggunakan bahasa Nietzche, etika sebagai ilmu menghimbau
orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.
Contoh Etika
1. Mengucap salam saat
bertamu ke rumah orang lain
Contoh etika yang pertama adalah mengucapkan salam saat bertamu. Etika ini sudah diajarkan sejak dahulu hingga sekarang. Sehingga, seseorang yang tidak mengucap salam saat bertamu akan dianggap tidak memiliki etika.
Contoh etika yang pertama adalah mengucapkan salam saat bertamu. Etika ini sudah diajarkan sejak dahulu hingga sekarang. Sehingga, seseorang yang tidak mengucap salam saat bertamu akan dianggap tidak memiliki etika.
2. Mencium
tangan kedua orang tua ketika akan beraktivitas
Selain
mengucapkan salam saat bertamu, ada juga contoh etika lain yaitu mencium tangan
kedua orang tua ketika hendak melakukan kegiatan. Tidak hanya dipraktikkan oleh
seorang anak yang masih sekolah, namun juga oleh seseorang yang akan
berangkat bekerja.
3. Membuang
sampah di tempat sampah
Contoh
selanjutnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Etika ini sudah diajarkan
sejak dahulu hingga sekarang. Namun hingga hari ini masih banyak anak yang
melanggar etika dengan membuang sampah sembarangan.
4. Memohon
maaf ketika melakukan kesalahan
Ada
juga contoh etika yang lain, yaitu meminta maaf ketika melakukan suatu
kesalahan. Etika ini sangat penting terlebih dalam rangka meningkatkan
perdamaian. Namun, harus diakui juga bahwa masih ada orang yang enggan meminta
maaf saat melakukan kesalahan. Hal itu disebabkan karena ego seseorang yang
lebih tinggi.
Norma – Norma
A. Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang
kegiatan atau kehidupan khusus misalnya aturan yang berlaku dalam bidang
pendididkan, keolah-ragaan, bidang ekonomi dan sebagainya. Norma ini hanya
berlaku pada lingkup bidangnya dan tidak berlaku jika memasuki bidang lainnya.
B. Norma Umum adalah sebuah aturan yang
bersifat umum atau universal. Pada norma umum meliputi :
Ø Norma Sopan Santun, disebut juga norma etiket adalah
norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
Ø Norma Hukum adalah norma yang dituntut
keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya
demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma
ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat
tersebut dan kesejahteraan bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat
tersebut harus diatur secara baik.
Ø Norma Moral adalah aturan mengenai sikap
dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang
baik-buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh dilihat sebagai
manusia. Norma moral dipakai sebagai indikator oleh masyarakat untuk menentukan
baik – buruknya tindakan manusia kepada pihak lain dengan fungsi dan jabatannya
di masyarakat.
Pendekatan Teori Etika
Ada beberapa pendekatan dalam teori etika antara lain:
Teori-teori Etika
Bisnis
1)
Etika Teleologi
Berasal
dari kata Yunani, telos = tujuannya untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tingdakan iti, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh: seorang anak kecil yang
mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit (tidak dinilai baik atau
buruknya berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan
itu. Kalua tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik). Atas dasar ini
dapat dikatakan bahwa etika teleology lebih situasional, karena tujuan dan
akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.
Adapun
alirannya adalah:
a)
Egoisme Etis
Intinya
pandangan egoisme : tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme akan menjadi persoalan
yang serius ketika cenderung menjadi hedonistis (ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat
vulgar).
b)
Utilitarianisme
Berasal
dari bahasa latin “utilis” : bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan atau
perbuatan dikatakan baik jka membawa manfaat, tidak hanya 1 atau 2 orang saja
melainkan bermanfaat untuk masyarakat. Dalam rangka pemikirannya kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu tindakan atau perbuatan adalah kebahagiaa
terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Utiliyarianisme,
dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1.
Utilitarianisme
Perbuatan (Act Utilitarianism)
2.
Utilitarianisme
Aturan (Rule Utilitarianism)
2)
Deontologi
Berasal
dari kata Yunani “deon” : Kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan
itu harus ditolak sebagai buruk’, deontology menjawab : ‘karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Ada
3 prinsip yang harus dipenuhi:
1. Supaya tindakan
punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2.
Nilai moral dari
tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai
baik.
3. Sebagai
konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada huku moral universal.
3)
Teori Hak
Pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan
atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontology, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban baigaikan dua sisi uang logam yang
sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4)
Teori Keutamaan
(Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak
ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati
dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut: diposisikan watak
yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral.
Contoh
keutamaan:
1.
Kebijaksanaan
2.
Keadilan
3.
Suka bekerja keras
4.
Hidup yang baik
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar