Jumat, 20 Maret 2020

TEORI ETIKA BISNIS


TEORI ETIKA BISNIS




Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani ethos (ta etha) yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang di anut dan di wariskan dari satu orang ke orang lain.
Yang menarik disini dalam pengertian etika ini justru persis sama dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal dari kata Latin (mos) yang dalam bentuk jamaknya adalah “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Jadi dalam pengertian pertama ini etika dan moralitas sama-sama berarti system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang berwujud pada pola perilaku dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana kebiasaan.
Etika sebagai Ilmu, menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional. Dengan menggunakan bahasa Nietzche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba. 


Contoh Etika
    1. Mengucap salam saat bertamu ke rumah orang lain
    Contoh etika yang pertama adalah mengucapkan salam saat bertamu. Etika ini sudah diajarkan sejak dahulu hingga sekarang. Sehingga, seseorang yang tidak mengucap salam saat bertamu akan dianggap tidak memiliki etika.
    2. Mencium tangan kedua orang tua ketika akan beraktivitas
Selain mengucapkan salam saat bertamu, ada juga contoh etika lain yaitu mencium tangan kedua orang tua ketika hendak melakukan kegiatan. Tidak hanya dipraktikkan oleh seorang anak yang masih sekolah, namun juga oleh seseorang yang akan berangkat bekerja.

    3. Membuang sampah di tempat sampah
Contoh selanjutnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Etika ini sudah diajarkan sejak dahulu hingga sekarang. Namun hingga hari ini masih banyak anak yang melanggar etika dengan membuang sampah sembarangan.

    4. Memohon maaf ketika melakukan kesalahan
Ada juga contoh etika yang lain, yaitu meminta maaf ketika melakukan suatu kesalahan. Etika ini sangat penting terlebih dalam rangka meningkatkan perdamaian. Namun, harus diakui juga bahwa masih ada orang yang enggan meminta maaf saat melakukan kesalahan. Hal itu disebabkan karena ego seseorang yang lebih tinggi.


Norma – Norma
      A.    Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus misalnya aturan yang berlaku dalam bidang pendididkan, keolah-ragaan, bidang ekonomi dan sebagainya. Norma ini hanya berlaku pada lingkup bidangnya dan tidak berlaku jika memasuki bidang lainnya.

   B.  Norma Umum adalah sebuah aturan yang bersifat umum atau universal. Pada norma umum meliputi :
     
Ø Norma Sopan Santun, disebut juga norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
Ø Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut dan kesejahteraan bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik.
Ø Norma Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia. Norma moral dipakai sebagai indikator oleh masyarakat untuk menentukan baik – buruknya tindakan manusia kepada pihak lain dengan fungsi dan jabatannya di masyarakat.

Pendekatan Teori Etika
Ada beberapa pendekatan dalam teori etika antara lain:
Teori-teori Etika Bisnis
1)   Etika Teleologi
Berasal dari kata Yunani, telos = tujuannya untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tingdakan iti, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh: seorang anak kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit (tidak dinilai baik atau buruknya berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalua tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik). Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa etika teleology lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.

Adapun alirannya adalah:
a)   Egoisme Etis
Intinya pandangan egoisme : tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme akan menjadi persoalan yang serius ketika cenderung menjadi hedonistis (ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar).

b)     Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin “utilis” : bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan atau perbuatan dikatakan baik jka membawa manfaat, tidak hanya 1 atau 2 orang saja melainkan bermanfaat untuk masyarakat. Dalam rangka pemikirannya kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu tindakan atau perbuatan adalah kebahagiaa terbesar dari jumlah orang yang terbesar.

Utiliyarianisme, dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1.    Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
2.    Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)

2)   Deontologi
Berasal dari kata Yunani “deon” : Kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontology menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.

Ada 3 prinsip yang harus dipenuhi:
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2.    Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada huku moral universal.

3)   Teori Hak
Pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontology, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban baigaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

4)   Teori Keutamaan (Virtue) Memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut: diposisikan watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.

Contoh keutamaan:
1.    Kebijaksanaan
2.    Keadilan
3.    Suka bekerja keras
4.    Hidup yang baik




SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman